Penurunan Stunting Kota Jogja Peringkat Pertama, Pemkot Pasang Target untuk 2024

Menuurtnya, kunci kesuksesan ini dicapai berkat kedua program yang digencarkan terlaksana dengan maksimal, seperti Gemar Makan Berbahan Protein (Gembrot), serta Bersatu Terintegrasi Mewujudukan Jogja dengan Keluarga yang Unggul dan Non Stunting (Bimo Kunting).

Dilansir dari portal berita Pemkot Kota Jogja, hasil ini diakumulasi berdasarkan indikator website Bangda dan meraih total nilai indikator lokal kinerja sebesar 492,4.

Angka stunting menjadi salah satu persoalan dan permasalahan di seluruh provinsi, kota/kabupaten di Indonesia. Mari bersama-sama terus berupaya menurunkan angka stunting yang ada di DIY,” ujar KGPAA Paku Alam X.

BACA JUGA:  Terkait Kasus Penganiayaan di Jaksel, Ditjen Pajak RI Kecam Gaya Hidup Mewah Jajarannya
peringkat pertama penurunan stunting
Penghargaan yang diberikan oleh BKKBN kepada Pemkot Jogja. (Foto: Warta Jogja Kota)

Sebelumnya, awal tahun ini Kota Jogja juga berhasil mendapatkan apresiasi penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) atas diraihnya peringkat pertama penurunan stunting di Jogja tahun 2022.

Dalam piagam tersebut tercatat hasil data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di mana Kota Jogja mampu menurunkan persentase angka stunting dari 17,10% menjadi 13,8%. Namun berdasarkan pencatatan Pemkot Jogja, prevalensi yang berhasil diturunkan telah mencapai 10,8%.

Jumlah kasus yang terus menurun ini membawa Kota Jogja memiliki target zero stunting di tahun 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Jogja Emma Rahmi Aryani menyebutkan bahwa pihak Dinkes berperan sebesar 30% pada intervensi spesifik, dan sisanya 70% berada di tangan lintas sektor yang bekerja sama dengan OPD lain pada intevensi sensitif dalam mengentas kasus gizi anak ini.

Kontributor 10