Jelang Perayaan Imlek di Jogja, Permintaan Kue Keranjang Naik 50 Persen

Uniknya, produksi kue keranjang diakuinya hanya dilakukan menjelang Imlek saja. Meski begitu, pelanggan datang tidak hanya dari lokal tapi juga dari luar Pulau Jawa.

BACA JUGA:  PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo Dilaporkan ke KPK
perayaan imlek di jogja
Sulistyowati adalah salah satu produsen kue keranjang di Jogja yang kebanjiran pesanan. (Foto: Pemkot Jogja)

“Hanya menjelang Imlek. Sehari 200. Pesanan sebagian dari luar Yogyakarta seperti Magelang, dan dari Yogya. Ada yang luar pulau seperti Lampung,” jelasnya.

Hanya produksi jelang perayaan Imlek di Jogja, Sulistyowati ternyata punya trik khusus agar kue keranjang buatan pabriknya manis dan tidak terlalu alot.

Trik khusus pembuatan kue keranjang ada pada api yang digunakan. Pabrik yang dikelola oleh enam orang pekerja ini menggunakan kompor minyak untuk mengukus adonan kue keranjang.

Menurut Sulistyowati, api yang dihasilkan dari kompor minyak lebih stabil karena kue keranjang memutuhkan api yang ajeg alias konsisten selama proses pengukusan yang berlangsung delapan jam.

Api yang dihasilkan dari kompor gas menurutnya terlalu panas dan mengubah rasa kue keranjang jadi tidak seenak dengan api kompor minyak.

BACA JUGA:  Mengenal Perpustakaan Widya Budaya di Kraton Jogja, Tempat Menyimpan Arsip dan Manuskrip Berharga
perayaan imlek di jogja
Setiap hari Sulistyowati mengaku membuat 200 kue keranjang yang dijual Rp 46.000 per kg. (Foto: Pemkot Jogja)

Kue keranjang yang dibuat dengan bentuk bulat berbagai ukuran ini dijual dengan harga Rp 46.000 per kg. Menurut Sulistyowati, bentuk bulat pada kue keranjang bermakna persatuan saat perayaan Tahun Baru Cina.

Dyah Ayu