HARIANE JOGJA – Filosofi wabi sabi Jepang menjadi salah satu hal yang dicari oleh masyarakat kekinian di tengah padatnya arus modernisasi. Tak ayal, sejumlah penulis buku, youtuber, hingga blogger banyak yang membahas perihal filosofi ini.
Filosofi wabi sabi Jepang merupakan sebuah pandangan filsafati masyarakat Jepang yang menyangkut penerimaan terhadap segala bentuk ketidaksempurnaan dalam hidup.
Istilah filosofi wabi sabi Jepang kerap digunakan dalam bidang kesenian maupun hal-hal yang berkaitan dengan estetika dengan menerima siklus alami dari pembusukan, pertumbuhan, dan kematian.
Berikut beberapa penjelasan mengenai filosofi wabi sabi Jepang yang dilansir dari kanal YouTube 1 Hari Sukses.
Arti Filosofi Wabi Sabi Jepang
Filosofi wabi sabi Jepang berasal dari gabungan dua kata, yaitu wabi dan sabi. Wabi sendiri berasal dari kata sifat wabishii yang secara umum digunakan untuk merepresentasikan kemiskinan dan kesedihan serta kata kerja wabu yang berarti merana.
Sebagian yang lain mengartikan kata wabi sebagai sifat sederhana, rendah hati, tidak materialistis, kesendirian, dan rasa kesepian.
Sedangkan kata sabi berarti pertumbuhan atau pergerakan alami yang menyatakan bahwa keindahan tak dapat berlangsung seumur hidup.
Pada zaman dahulu, kata sabi dimaknai sebagai suatu kehancuran atau ketandusan ketika manusia bertambah tua.
Menurut Richard Powell, penulis buku Wabi Sabi Simple, filosofi wabi sabi (侘寂) menjaga semua yang otentik dengan mengakui tiga hal, yaitu realitas bahwa segalanya tak ada yang abadi, selesai, atau pun sempurna.
Sejarah Filosofi Wabi Sabi Jepang
Filosofi wabi sabi Jepang yang awalnya merupakan sebuah konsep Buddhisme Zen yang diperkirakan muncul pertama kali pada masa Dinasti Tiongkok, yaitu tahun 960-1279 Masehi.
PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo Dilaporkan ke KPK
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
Polres Bantul Ringkus 39 Pengedar dan Pengguna Narkoba, Sita Ribuan Pil Koplo dan Sabu
Pasutri di Jogja Disekap dan Alami Kekerasan Seksual Selama 2 Bulan, Begini Modusnya
Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Sebuah Bus Terguling dan Seorang Penumpang Meninggal Dunia
Penemuan Mayat di Parangtritis Yogyakarta: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Pantai
Kepala Desa Candibinangun Ditetapkan Jadi Tersangka Mafia Tanah di Pakem Sleman
Lansia Tewas Tertabrak Kereta Api di Gamping Sleman, Diduga Terpental hingga 20 Meter
BUDAYA
58 Ramalan Cupu Panjala 2023, Juru Kunci Sampaikan 3 Catatan Saat Prosesi Pembukaan
4 Tradisi 1 Suro di Berbagai Daerah yang Unik, Ada Kirab hingga Memandikan Keris
GAYA HIDUP
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
43 Event Siap Meriahkan Libur Nataru di Jogja, Ada Pagelaran Musik hingga Acara Spesial Natal
HARIANESIA
OLAHRAGA
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
Drama Kylian Mbappe vs PSG , Marcus Rashford Diincar Sebagai Pengganti
PENDIDIKAN
ZODIAK
Sifat Weton Jumat Wage yang Dinaungi Lintang Magelut dan Laku Pandita
Informasi Lengkap Weton Kelahiran 8 Februari 2023: Mulai dari Karakter, Pekerjaan, dan Jodoh
VIDEO
PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo Dilaporkan ke KPK
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
Polres Bantul Ringkus 39 Pengedar dan Pengguna Narkoba, Sita Ribuan Pil Koplo dan Sabu
Pasutri di Jogja Disekap dan Alami Kekerasan Seksual Selama 2 Bulan, Begini Modusnya
Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Sebuah Bus Terguling dan Seorang Penumpang Meninggal Dunia
Penemuan Mayat di Parangtritis Yogyakarta: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Pantai
Kepala Desa Candibinangun Ditetapkan Jadi Tersangka Mafia Tanah di Pakem Sleman
Lansia Tewas Tertabrak Kereta Api di Gamping Sleman, Diduga Terpental hingga 20 Meter