“Alasanya karena itu SOP mereka. Simpelnya: ngapain gue hapus tokonya, kan rugi jika toko-toko ini tidak jualan lagi,” ungkap novelis kelahiran Lahat, Sumatra Selatan tersebut.
Ia juga menuturkan bahwa toko-toko di marketplace yang diketahui melakukan pembajakan atas karya-karyanya jika hari ini dihapus linknya, hari ini juga toko-toko tersebut akan upload ulang produk yang sama.
Sang novelis mengaku telah berkali-kali melakukan pelaporan. Ada toko yang sampai 10 kali dilaporkan, tetap hidup, aman sentosa, makmur jaya.
Tere Liye turut menyadari bahwa kalaupun jika toko-toko tersebut pada akhirnya akan dibekukan, pemiliknya bisa buka toko baru.
Dirinya menilai bahwa membuat toko di marketplace itu semudah bikin akun Google, Twitter, dan semacamnya. Bisa dibilang meski diberantas semasif apapun pembajakan akan terus menjamur.
“Tiga tahun terakhir, kamu kira tim saya digaji dengan daun? Ngabisin ratusan juta hanya untuk begini-begini saja. Marketplace santai saja jika nyata-nyata mereka jadi sarang barang ilegal. Ini Indonesia, cuy, mereka tidak akan masuk penjara. Ini bukan Eropa, Jepang, dan lain-lain,” jelasnya.
Lebih lanjut dirinya juga merasa sesak karena merasa dicuri, dirampok dan disaat yang bersamaan harus repot menghabiskan uang membentuk tim mencoba untuk mengatasinya namun tetap saja dibajak.
Alasan tersebut pada akhirnya menjadi landasan Tere Liye berkeluh kesah di media sosial. ia merasa hanya itu jalan yang tersisa.
Dirinya bahkan mengaku pernah bertatap muka dengan seorang Menteri, akan tetapi masih belum membuahkan hasil yang memuaskan.
PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo Dilaporkan ke KPK
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
Polres Bantul Ringkus 39 Pengedar dan Pengguna Narkoba, Sita Ribuan Pil Koplo dan Sabu
Pasutri di Jogja Disekap dan Alami Kekerasan Seksual Selama 2 Bulan, Begini Modusnya
Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Sebuah Bus Terguling dan Seorang Penumpang Meninggal Dunia
Penemuan Mayat di Parangtritis Yogyakarta: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Pantai
Kepala Desa Candibinangun Ditetapkan Jadi Tersangka Mafia Tanah di Pakem Sleman
Lansia Tewas Tertabrak Kereta Api di Gamping Sleman, Diduga Terpental hingga 20 Meter
BUDAYA
58 Ramalan Cupu Panjala 2023, Juru Kunci Sampaikan 3 Catatan Saat Prosesi Pembukaan
4 Tradisi 1 Suro di Berbagai Daerah yang Unik, Ada Kirab hingga Memandikan Keris
GAYA HIDUP
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
43 Event Siap Meriahkan Libur Nataru di Jogja, Ada Pagelaran Musik hingga Acara Spesial Natal
HARIANESIA
OLAHRAGA
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
Drama Kylian Mbappe vs PSG , Marcus Rashford Diincar Sebagai Pengganti
PENDIDIKAN
ZODIAK
Sifat Weton Jumat Wage yang Dinaungi Lintang Magelut dan Laku Pandita
Informasi Lengkap Weton Kelahiran 8 Februari 2023: Mulai dari Karakter, Pekerjaan, dan Jodoh
VIDEO
PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo Dilaporkan ke KPK
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
Polres Bantul Ringkus 39 Pengedar dan Pengguna Narkoba, Sita Ribuan Pil Koplo dan Sabu
Pasutri di Jogja Disekap dan Alami Kekerasan Seksual Selama 2 Bulan, Begini Modusnya
Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Sebuah Bus Terguling dan Seorang Penumpang Meninggal Dunia
Penemuan Mayat di Parangtritis Yogyakarta: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Pantai
Kepala Desa Candibinangun Ditetapkan Jadi Tersangka Mafia Tanah di Pakem Sleman
Lansia Tewas Tertabrak Kereta Api di Gamping Sleman, Diduga Terpental hingga 20 Meter