HARIANEJOGJA – Sejarah singkat permainan latto latto menjadi hal yang menarik untuk diketahui, mengingat permainan ini kembali populer dalam beberapa waktu terakhir.
Dalam sejarah singkat permainan latto latto, diketahui bahwa ternyata permainan ini pernah dilarang di berbagai negara, seperti Mesir dan Amerika Serikat.
Untuk menyegarkan kembali ingatan tentang permainan ini, berikut sejarah singkat permainan latto latto, seperti diwartakan Groovy History.
Sejarah Singkat Permainan Latto Latto
Latto Latto, atau yang disebut juga sebagai tok tok dan clackers ball merupakan permainan yang berbentuk dua bola dari plastik atau kaca kokoh (tempered glass) yang disatukan dengan sebuah tali.
Permainan berbentuk pendulum ini kemudian diayunkan hingga kedua bola tersebut saling berbenturan dan menghasilkan bunyi ‘tok’ atau yang disebut ‘clack’ dalam bahasa inggris. Bunyi yang dihasilkan inilah sumber nama permainan ini.
Tujuan utama dari permainan yang telah ada sejak tahun 1960-an ini adalah untuk membenturkan kedua bola tersebut secepat mungkin dan sekeras mungkin.
Dalam sejarah singkat permainan latto latto, bahan dasar pembentuk bola latto latto adalah kaca, namun setelah terjadi berbagai insiden pecahnya bola, maka bahan pembuatnya kemudian diganti menjadi plastik.
Beberapa waktu yang lalu, sebuah sekolah di Lampung melarang siswanya membawa latto latto ke sekolah. Ini bukan pertama kalinya permainan ini menimbulkan kontroversi.
Penulis dan Editor
-
Admin
-
Tri Lestari
PSS Sleman Siap Hadapi Liga 1 2024/2025 dengan Skuad Baru dan Ambisi Besar
Kasus DBD di Gunungkidul Mengalami Tren Penurunan, Masyarakat Diminta Tidak Lengah
Pelatihan Bahasa Sastra Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Libatkan Teknologi Digital untuk Peningkatan Kualitas
Kasus DBD Meningkat di Gunungkidul: Fokus pada Pendidikan Masyarakat untuk Pencegahan
UGM Dukung Pembatalan Kenaikkan UKT untuk Tahun Ajaran 2024/2025
Kemenkominfo Inisiasi Program Makin Cakap Digital di Kulon Progo
PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo Dilaporkan ke KPK
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
BUDAYA
Pelatihan Bahasa Sastra Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Libatkan Teknologi Digital untuk Peningkatan Kualitas
58 Ramalan Cupu Panjala 2023, Juru Kunci Sampaikan 3 Catatan Saat Prosesi Pembukaan
GAYA HIDUP
PSS Sleman Siap Hadapi Liga 1 2024/2025 dengan Skuad Baru dan Ambisi Besar
UGM Dukung Pembatalan Kenaikkan UKT untuk Tahun Ajaran 2024/2025
HARIANESIA
OLAHRAGA
PSS Sleman Siap Hadapi Liga 1 2024/2025 dengan Skuad Baru dan Ambisi Besar
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
PENDIDIKAN
ZODIAK
Sifat Weton Jumat Wage yang Dinaungi Lintang Magelut dan Laku Pandita
Informasi Lengkap Weton Kelahiran 8 Februari 2023: Mulai dari Karakter, Pekerjaan, dan Jodoh
VIDEO
PSS Sleman Siap Hadapi Liga 1 2024/2025 dengan Skuad Baru dan Ambisi Besar
Kasus DBD di Gunungkidul Mengalami Tren Penurunan, Masyarakat Diminta Tidak Lengah
Pelatihan Bahasa Sastra Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Libatkan Teknologi Digital untuk Peningkatan Kualitas
Kasus DBD Meningkat di Gunungkidul: Fokus pada Pendidikan Masyarakat untuk Pencegahan
UGM Dukung Pembatalan Kenaikkan UKT untuk Tahun Ajaran 2024/2025
Kemenkominfo Inisiasi Program Makin Cakap Digital di Kulon Progo
PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo Dilaporkan ke KPK
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita