Penyakit LSD Sapi di Gunungkidul, Peternak Wajib Tahu 5 Gejala dan Pencegahannya

HARIANE JOGJA Penyakit LSD sapi di Gunungkidul mulai ditemukan menjangkiti ratusan ternak di kabupaten ini.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengimbau kepada peternak untuk mewaspadai serangan penyakit Lumpy Disease Skin (LSD) pada sapi.

Banyaknya kasus yang terjadi diharapkan peternak sapi lebih berhati-hati dan cermat terhadap gejala penyakit LSD sapi di Gunungkidul ini.

LSD merupakan penyakit menular pada sapi atau kerbau yang disebabkan oleh virus dari jenis Poxviridae.

Penyakit ini digolongkan sebagai penyakit hewan menular strategis (PHMS). Penularan dapat terjadi melalui nyamuk, lalat, kutu, tawon, kontak langsung, makanan atau air yang terkontaminasi.

Peternak sapi diharapkan dapat mengenali gejala dan cara pencegahan agar hewan peliharaannya dapat terhindar dari serangan penyakit kulit ini.

Gejala Penyakit LSD Sapi di Gunungkidul

Melalui akun resmi Instagramnya, Pemkab Gunungkidul mengatakan penyakit LSD ditandai dengan munculnya bintil berukuran 1-7 cm di area leher, kepala, kaki, ekor, dan ambing (kelenjar berbentuk kantong yang berputing dua).

Gejala yang ditimbulkan dapat berupa ternak sapi menjadi kehilangan nafsu makan, produksi ingus dan mata berair pada sapi meningkat, banyak keluar air liur dan air dari mata serta hidung, terdapat nodul (benjolan) di tubuh sapi.

Jika ternak sapi sudah dalam kondisi yang parah nodul yang terbentuk pada tubuh dapat menutupi seluruh permukaan kulit.

Pencegahan Penyakit LSD Sapi di Gunungkidul

Pemkab Gunungkidul memberi arahan kepada peternak sapi di wilayahnya untuk melaporkan apabila menemukan tanda gejala yang muncul pada ternaknya.

Admin