Penggunaan nama Yu Djum berawal dari para pelanggan yang sering memanggil ‘Yu’ yang merupakan singkatan dari mbakyu (panggilan untuk orang yang lebih tua khusus perempuan dalam bahasa Jawa) dan ‘Djum’ yang merupakan nama pendek dari Ibu Djuwariyah.
Djuwariyah lahir dari keluarga yang memiliki bisnis kuliner Gudeg. Sejak remaja, ia mempunyai cita-cita membangun rumah makan gudeg sendiri.
Djuwariyah bertekad mewujudkan hal itu secara perlahan dengan menjual rumput untuk pakan ternak para tetangga yang berada disekitar rumahnya, sebagai modal awal untuk membeli peralatan dan segala macam kebutuhan memasak gudeg.
Ia pertama kali menjajakan gudeg buatannya di Kampung Widjilan, tepatnya di sebelah selatan Plengkung Widjilan yang saat itu masih berupa lapak kecil dengan meja dan kursi sederhana.
Sementara dapur untuk tempat memasak gudeg berada di Kampung Karangasem, Mbarek, Jalan Kaliurang KM 4,5 CT III/22.
Karena keuletannya dalam menjajakan gudeg dengan becak pulang-pergi, sedikit demi sedikit Djuwariyah berhasil mengumpulkan modal untuk membeli tanah dan bangunan rumah.
Kemudian pada 1985, ia berhasil membuka warung makan Gudeg Yu Djum di Widjilan.
Gudeg Yu Djum Jogja di Masa Kini
Gudeg Yu Djum dari waktu ke waktu semakin dikenal oleh masyarakat Jogja dan sekitarnya.
Pada 1993, dapur utama yang terletak di Kampung Karangasem difungsikan juga sebagai warung makan gudeg.
Warung ini kemudian disebut sebagai Gudeg Yu Djum Pusat karena fungsinya sebagai dapur dan warung.
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
Polres Bantul Ringkus 39 Pengedar dan Pengguna Narkoba, Sita Ribuan Pil Koplo dan Sabu
Pasutri di Jogja Disekap dan Alami Kekerasan Seksual Selama 2 Bulan, Begini Modusnya
Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Sebuah Bus Terguling dan Seorang Penumpang Meninggal Dunia
Penemuan Mayat di Parangtritis Yogyakarta: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Pantai
Kepala Desa Candibinangun Ditetapkan Jadi Tersangka Mafia Tanah di Pakem Sleman
Lansia Tewas Tertabrak Kereta Api di Gamping Sleman, Diduga Terpental hingga 20 Meter
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
BUDAYA
58 Ramalan Cupu Panjala 2023, Juru Kunci Sampaikan 3 Catatan Saat Prosesi Pembukaan
4 Tradisi 1 Suro di Berbagai Daerah yang Unik, Ada Kirab hingga Memandikan Keris
GAYA HIDUP
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
43 Event Siap Meriahkan Libur Nataru di Jogja, Ada Pagelaran Musik hingga Acara Spesial Natal
HARIANESIA
OLAHRAGA
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
Drama Kylian Mbappe vs PSG , Marcus Rashford Diincar Sebagai Pengganti
PENDIDIKAN
ZODIAK
Sifat Weton Jumat Wage yang Dinaungi Lintang Magelut dan Laku Pandita
Informasi Lengkap Weton Kelahiran 8 Februari 2023: Mulai dari Karakter, Pekerjaan, dan Jodoh
VIDEO
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
Polres Bantul Ringkus 39 Pengedar dan Pengguna Narkoba, Sita Ribuan Pil Koplo dan Sabu
Pasutri di Jogja Disekap dan Alami Kekerasan Seksual Selama 2 Bulan, Begini Modusnya
Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Sebuah Bus Terguling dan Seorang Penumpang Meninggal Dunia
Penemuan Mayat di Parangtritis Yogyakarta: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Pantai
Kepala Desa Candibinangun Ditetapkan Jadi Tersangka Mafia Tanah di Pakem Sleman
Lansia Tewas Tertabrak Kereta Api di Gamping Sleman, Diduga Terpental hingga 20 Meter
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana