Fenomena Jogja Berkabut di Musim Kemarau, BMKG Peringatkan Nelayan

HARIANE JOGJA – Fenomena Jogja berkabut belakangan ini dirasakan oleh masyarakat di beberapa wilayah, terutama di perairan selatan.

Berbeda dengan sebagian besar wilayah Jogja yang masih merasakan suhu panas dan belum mengalami hujan, beberapa wilayah di Jogja justru diselimuti kabut tebal pada pagi hingga sore hari.

Meski menjadi pemandangan yang unik dan tidak menyurutkan wisatawan ke pantai, kabut tebal di Jogja ini bisa membahayakan para nelayan.

Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, Reny Kraningtyas menjelaskan munculnya fenomena ini karena ada kondensasi atau titik-titik air yang berada di permukaan yang disebabkan kelembaban udara cukup tinggi dan suhu yang rendah.

Hal ini bisa terjadi di mana saja terutama di perairan dan hal ini bisa terjadi saat musim kemarau.

Sebab apabila tidak ada tutupan awan, sinar matahari yang masuk ke bumi kemudian dipantulkan kembali akan mengakibatkan energinya terlepas semua sehingga suhu di bumi menjadi dingin sekali.

BACA JUGA:  Bunga Edelweis Rawa Ranca Upas Dirusak, Ternyata Hanya Bisa Ditemukan di Negara Ini

“Biasanya kelembaban udara yang cukup lembab, mendekati 100 persen. Biasanya 95 persen keatas itu akan terjadi (kabut) namun diiringi suhu yang masih dingin,” jelas Reni.

“Kalau suhu yang dingin sekali kemudian di area tersebut kelembabannya cukup lembab bisa memicu terjadinya kabut. Ini fenomena alam, kita tidak bisa menghindari,” sambungnya.

Fenomena Jogja Berkabut di Musim Kemarau, BMKG Peringatkan Nelayan
Kabut tebal di Pantai Drini Gunungkidul pada Minggu, 22 Oktober 2023 sore. (Foto: Instagram/Merapi Uncover)

Kabut Tebal di Gunungkidul Bisa Membahayakan Nelayan

Kawasan perairan selatan Jogja khususnya Gunungkidul pada Minggu, 22 Oktober 2023 sore terselimuti kabut tebal.

Dyah Ayu