Dinkes Ungkap Penyebab Ribuan Balita Stunting di Sleman, Bukan Karena dari Keluarga Tidak Mampu

Untuk itu pihaknya berupaya memberikan asupan protein yang bagus, utamanya untuk ibu-ibu yang baru hamil dan anak-anak yang baru lahir.

“Kalau sudah stunting sulit, diberi makan apapun akan lambat. Tapi kalau underweight akan cepat, mungkin satu bulan akan naik,” jelasnya.

BACA JUGA:  Upaya Penurunan Stunting di Jogja 2024, Sri Sultan: Harus Ditangani Secara Kolaboratif

Masih dalam konteks yang sama, ia menyebut kebanyakan kasus stunting bukan disebabkan keluarga dengan perekonomian yang rendah, melainkan pola asuh terhadap balita yang kurang dan keliru.

Untuk menghindari stunting, orang tua harus memiliki pemahaman pola asuh yang baik dengan memberikan asupan yang kaya akan protein seperti telur dan ikan untuk balita.

“Anak-anak kalau dikasih karbohidrat hanya menggemuk, tapi kalau tinggi harus protein. Kebanyakan sekarang kalau dilepas makanannya junkfood yang tidak ada proteinnya. Mungkin saat ditangani ARTnya, simbahnya, perlu kita edukasi secara simultan mulai dari keluarga itu supaya bisa dihindari,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyebut adanya bantuan fiskal sebesar Rp 6 milyar turut mempercepat penurunan stunting di Sleman.

Sejumlah bantuan diterjunkan untuk menekan kasus stunting di Sleman, seperti bantuan pangan telur, ikan, vitamin, dan beras.

“Kami berupaya menurunkan angka stunting. Insya Allah Sleman bisa zero stunting kalau ada kerja sama semua pihak,” tandasnya. ****

Dyah Ayu