HARIANE JOGJA – Sejarah Bakpia Pathok Jogja menjadi penting untuk diketahui semenjak Yogyakarta dinobatkan menjadi tuan rumah ASEAN Tourism Forum (ATF) Februari mendatang.
Sejarah Bakpia Pathok Jogja yang menjadi salah satu oleh-oleh manis khas Kota Pelajar ini berasal dari perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa.
Simak sejarah Bakpia Pathok Jogja selengkapnya pada penjelasan di bawah ini.
Dirangkum dari laman SiBakul Jogja dan unggahan akun Instagram Pesona Indonesia, berikut sejarah singkat Bakpia Pathok yang menjadi salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta.
Sejarah Bakpia Pathok Jogja yang Mulanya Dibawa oleh Pendatang Tiongkok
Bakpia adalah kudapan manis yang terbuat dari tepung terigu yang dipanggang. Isian di dalamnya berupa kacang hijau yang dicampur dengan gula, sehingga memberikan cita rasa yang manis.
Sebenarnya, oleh-oleh khas Kota Pelajar ini bukan asli berasal dari Yogyakarta, melainkan hasil akulturasi atau perpaduan dua budaya, yaitu budaya Tionghoa dan Jawa.
Nama bakpia sendiri berasal dari dialek Hokkian dengan nama asli ‘Tou Luk Pia’ yang memiliki arti kue atau roti yang berisikan daging.
Bakpia pertama kali dibawa ke Yogyakarta pada 1940-an oleh orang Tiongkok bernama Kwik Sun Kwok. Masa itu, Kwik menyewa sebidang tanah milik warga lokal di Kampung Suryowijayan, Mantrijeron, Yogyakarta.
Awalnya bakpia dibuat dengan isian daging dan minyak dari babi. Lambat laun bakpia tidak lagi diisi dengan daging babi, melainkan dimodifikasi menjadi kue dengan isian kacang hijau.
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
Polres Bantul Ringkus 39 Pengedar dan Pengguna Narkoba, Sita Ribuan Pil Koplo dan Sabu
Pasutri di Jogja Disekap dan Alami Kekerasan Seksual Selama 2 Bulan, Begini Modusnya
Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Sebuah Bus Terguling dan Seorang Penumpang Meninggal Dunia
Penemuan Mayat di Parangtritis Yogyakarta: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Pantai
Kepala Desa Candibinangun Ditetapkan Jadi Tersangka Mafia Tanah di Pakem Sleman
Lansia Tewas Tertabrak Kereta Api di Gamping Sleman, Diduga Terpental hingga 20 Meter
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
BUDAYA
58 Ramalan Cupu Panjala 2023, Juru Kunci Sampaikan 3 Catatan Saat Prosesi Pembukaan
4 Tradisi 1 Suro di Berbagai Daerah yang Unik, Ada Kirab hingga Memandikan Keris
GAYA HIDUP
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
43 Event Siap Meriahkan Libur Nataru di Jogja, Ada Pagelaran Musik hingga Acara Spesial Natal
HARIANESIA
OLAHRAGA
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
Drama Kylian Mbappe vs PSG , Marcus Rashford Diincar Sebagai Pengganti
PENDIDIKAN
ZODIAK
Sifat Weton Jumat Wage yang Dinaungi Lintang Magelut dan Laku Pandita
Informasi Lengkap Weton Kelahiran 8 Februari 2023: Mulai dari Karakter, Pekerjaan, dan Jodoh
VIDEO
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
Polres Bantul Ringkus 39 Pengedar dan Pengguna Narkoba, Sita Ribuan Pil Koplo dan Sabu
Pasutri di Jogja Disekap dan Alami Kekerasan Seksual Selama 2 Bulan, Begini Modusnya
Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Sebuah Bus Terguling dan Seorang Penumpang Meninggal Dunia
Penemuan Mayat di Parangtritis Yogyakarta: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Pantai
Kepala Desa Candibinangun Ditetapkan Jadi Tersangka Mafia Tanah di Pakem Sleman
Lansia Tewas Tertabrak Kereta Api di Gamping Sleman, Diduga Terpental hingga 20 Meter
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana