Mengenal Sejarah Bakpia Pathok Jogja, Oleh-oleh Lezat Khas Yogyakarta yang Berasal dari Tionghoa

HARIANE JOGJA – Sejarah Bakpia Pathok Jogja menjadi penting untuk diketahui semenjak Yogyakarta dinobatkan menjadi tuan rumah ASEAN Tourism Forum (ATF) Februari mendatang.

Sejarah Bakpia Pathok Jogja yang menjadi salah satu oleh-oleh manis khas Kota Pelajar ini berasal dari perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa.

Simak sejarah Bakpia Pathok Jogja selengkapnya pada penjelasan di bawah ini.

Dirangkum dari laman SiBakul Jogja dan unggahan akun Instagram Pesona Indonesia, berikut sejarah singkat Bakpia Pathok yang menjadi salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta.

BACA JUGA:  Okupansi Hotel di Yogyakarta Hampir 100 Persen Akhir 2022, Ada Investor Baru untuk untuk Kulon Progo dan Bantul

Sejarah Bakpia Pathok Jogja yang Mulanya Dibawa oleh Pendatang Tiongkok

sejarah Bakpia Pathok Jogja
Penampakan bakpia khas Yogyakarta. (Foto: Instagram/lanikarassoan)

Bakpia adalah kudapan manis yang terbuat dari tepung terigu yang dipanggang. Isian di dalamnya berupa kacang hijau yang dicampur dengan gula, sehingga memberikan cita rasa yang manis.

Sebenarnya, oleh-oleh khas Kota Pelajar ini bukan asli berasal dari Yogyakarta, melainkan hasil akulturasi atau perpaduan dua budaya, yaitu budaya Tionghoa dan Jawa.

Nama bakpia sendiri berasal dari dialek Hokkian dengan nama asli ‘Tou Luk Pia’ yang memiliki arti kue atau roti yang berisikan daging.

Bakpia pertama kali dibawa ke Yogyakarta pada 1940-an oleh orang Tiongkok bernama Kwik Sun Kwok. Masa itu, Kwik menyewa sebidang tanah milik warga lokal di Kampung Suryowijayan, Mantrijeron, Yogyakarta.

Awalnya bakpia dibuat dengan isian daging dan minyak dari babi. Lambat laun bakpia tidak lagi diisi dengan daging babi, melainkan dimodifikasi menjadi kue dengan isian kacang hijau.

Admin