Dalam hasil penelitian disebutkan bahwa waktu masuk sekolah yang lebih siang pada umumnya dapat meningkatkan kehadiran, lebih sedikit keterlambatan, lebih sedikit tertidur di kelas, nilai lebih baik, dan lebih sedikit kecelakaan kendaraan bermotor.
Dampak Buruk Penerapan Waktu Masuk Sekolah Lebih Awal pada Siswa
Berikut beberapa dampak buruk penerapan waktu sekolah yang lebih awal bagi para siswa, seperti yang dirilis dalam laman National Library of Medicine.
1. Tidur dan Kantuk
Uji polisomnografi diterapkan pada siswa di Carskadon and colleagues dengan penerapan waktu masuk sekolah yang sebelumnya 08:25 menjadi 07:20.
Polisomnografi merupakan studi tidur untuk mengukur banyak faktor seperti aktivitas listrik di otak, detak jantung, gerakan kelopak mata dan kaki, dan aliran udara pernapasan) dan beberapa tes latensi tidur.
Studi tersebut menyebutkan bahwa penerapan waktu masuk sekolah lebih awal menunjukkan adanya kekurangan tidur pada siswa.
Bangun lebih pagi menyebabkan siswa memiliki latensi tidur REM (Rapid Eye Movement) dam latensi tidur yang lebih pendek (waktu antara onset tidur dan onset tidur REM).
2. Penurunan Prestasi Akademik dan Kognisi
Dalam studi longitudinal pada delapan sekolah tercatat bahwa sebagian besar sekolah mengalami peningkatan nilai rata-rata setelah menunda waktu masuk sekolah.
Sebaliknya pada sekolah yang memiliki waktu masuk lebih awal mengalami penurunan nilai rata-rata.
Menjadi wajar karena siswa dengan prestasi akademik yang sangat baik sebelumnya mulai tidak memiliki banyak ruang untuk belajar dan mengulang materi.
PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo Dilaporkan ke KPK
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
Polres Bantul Ringkus 39 Pengedar dan Pengguna Narkoba, Sita Ribuan Pil Koplo dan Sabu
Pasutri di Jogja Disekap dan Alami Kekerasan Seksual Selama 2 Bulan, Begini Modusnya
Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Sebuah Bus Terguling dan Seorang Penumpang Meninggal Dunia
Penemuan Mayat di Parangtritis Yogyakarta: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Pantai
Kepala Desa Candibinangun Ditetapkan Jadi Tersangka Mafia Tanah di Pakem Sleman
Lansia Tewas Tertabrak Kereta Api di Gamping Sleman, Diduga Terpental hingga 20 Meter
BUDAYA
58 Ramalan Cupu Panjala 2023, Juru Kunci Sampaikan 3 Catatan Saat Prosesi Pembukaan
4 Tradisi 1 Suro di Berbagai Daerah yang Unik, Ada Kirab hingga Memandikan Keris
GAYA HIDUP
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
43 Event Siap Meriahkan Libur Nataru di Jogja, Ada Pagelaran Musik hingga Acara Spesial Natal
HARIANESIA
OLAHRAGA
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
Drama Kylian Mbappe vs PSG , Marcus Rashford Diincar Sebagai Pengganti
PENDIDIKAN
ZODIAK
Sifat Weton Jumat Wage yang Dinaungi Lintang Magelut dan Laku Pandita
Informasi Lengkap Weton Kelahiran 8 Februari 2023: Mulai dari Karakter, Pekerjaan, dan Jodoh
VIDEO
PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo Dilaporkan ke KPK
Sasar Kelompok Pelajar di Bantul, Kominfo Gelar Talkshow Literasi Digital
Amankan Liburan Lebaran di Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta Gelar Operasi Ketupat Progo Tahun 2024
Polisi Amankan Trio Pemuda Bantul Penjual Bahan Peledak, 11,5 Kilogram Obat Mercon Disita
Polres Bantul Ringkus 39 Pengedar dan Pengguna Narkoba, Sita Ribuan Pil Koplo dan Sabu
Pasutri di Jogja Disekap dan Alami Kekerasan Seksual Selama 2 Bulan, Begini Modusnya
Kecelakaan di Bukit Bego Bantul, Sebuah Bus Terguling dan Seorang Penumpang Meninggal Dunia
Penemuan Mayat di Parangtritis Yogyakarta: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Pantai
Kepala Desa Candibinangun Ditetapkan Jadi Tersangka Mafia Tanah di Pakem Sleman
Lansia Tewas Tertabrak Kereta Api di Gamping Sleman, Diduga Terpental hingga 20 Meter