Waspada Bahaya Penyakit Kencing Tikus di Musim Hujan, Sebabkan Komplikasi Hingga Kematian

Penularan bahaya penyakit kencing tikus tidak langsung dapat melalui kontak dengan air menggenang, sungai atau lumpur yang tercemar urin hewan.

Penyakit ini juga tidak menular antara manusia dengan manusia yang lain. Banyak faktor yang mempengaruhi penularan kencing tikus seperti lingkungan, gaya hidup/ perilaku hidup bersih dan pekerjaan.

Kelompok yang dianggap rentan terkena kencing tikus antara lain petani, karyawan pet shop, peternak, petugas kebersihan, pekerja saluran air, pemotong hewan, serta personel militer.

BACA JUGA:  4 Februari 2023 Memperingati Hari Kanker Sedunia, Apa Saja Makanan untuk Mencegah Penyakit ini?

Selain itu lingkungan tempat tinggal yang kumuh, terdapat banyak populasi tikus, selokan tidak terawat, banyak genangan air serta peliharaan hewan ternak dapat meningkatkan resiko Leptospirosis.

Bahaya penyakit kencing tikus dapat meningkat dengan kebiasaan abai atau tidak merawat luka padahal tinggal di lingkungan yang banyak genangan air.

Tidak memakai alas kaki ketika berada di sawah atau wilayah rentan kencing tikus, mandi di sungai, tidak menerapkan pola hidup sehat, serta kebiasaan menumpuk sampah di rumah yang dapat mengundang tikus.

Kriteria dan Gejala Klinis Kencing Tikus

Bahaya Penyakit Kencing Tikus
Lingkungan kumuh dapat meningkatkan resiko penyakit leptospirosis (Ilustrasi : Pixabay/652234)

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat kriteria bahaya penyakit kencing tikus yang terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Kasus Suspek

Ditandai dengan demam akut atau tanpa sakit kepala, nyeri otot, lemah (malaise), conjungtival suffision, dan ada riwayat lingkungan yang terkontaminasi atau aktifitas faktor risiko Leptospirosis dalam kurun waktu 2 minggu.

Admin