Bolehkah Sholat Witir Satu Rakaat? Ternyata Begini Hukumnya

Lalu ada Ibnu Rusyd Al-Hafid dalam Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid menerangkan posisi perbedaan antara ketiga pendapat tadi.

BACA JUGA:  3 Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh 6 - 8 Januari 2023, Salah Satu Sunah Umat Muslim

Imam Malik mengatakan bahwa shalat witir harus tersusun dari sholat dua rakaat (as-syaf’u) dan satu rakaat (al-witr).

Gagasan Imam Malik ini diturut dari argumennya pada sebuah hadits berisi bahwa Rasul mengganjilkan rakaat witir setelah melakukan sholat per dua rakaat. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abdullah bin Qays dari Aisyah RA.

Artinya, “Dari Abdullah bin Qays, ia berkata bahwa Aku bertanya kepada Aisyah RA terkait jumlah rakaat Rasul Saw melakukan sholat witir? Aisyah menjawab bahwa Rasul melakukan sholat witir dengan empat rakaat ditambah tiga rakaat (tujuh rakaat), enam rakaat ditambah tiga rakaat (sembilan rakaat), delapan dan tiga rakaat (sebelas rakaat), dan sepuluh ditambah tiga rakaat (tiga belas rakaat). Rasul tidak pernah melakukan sholat witir kurang dari tujuh rakaat atau lebih dari tiga belas rakaat.”

Dikatakan Abu Hanifah didasarkan hadits sholat Maghrib adalah termasuk witir siang. Namun, jumlah rakaatnya adalah tiga rakaat, maka sholat witir malam pun disamakan dengan jumlah rakaat yang sama, yakni tiga rakaat dengan satu salam.

“Sesungguhnya Abu Hanifah berkata bahwa jika ada sesuatu yang menyerupai sesuatu yang lain, maka hukumnya menjadi satu. Sesuatu yang menyerupai (dalam hal ini witir malam) lebih cocok untuk disamakan dengan sifat yang diserupai (shalat maghrib). Ketika sholat maghrib diserupakan dengan witir shaoat nahar dan dilakukan dengan tiga rakaat, maka sholat witir malam juga wajib dilakukan dengan tiga rakaat,” (Lihat Ibnu Rusyd Al-Hafid, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, (Mesir: Mathbaah Musthafa Al-Babi Al-Halabi, 1975 M), juz I, halaman 201).

Admin