Berbagai media cetak dan sosial berlomba menunjukkan standar gaya hidup dan kecantikan yang seolah-olah ideal hingga membuat manusia menjadi stres, cemas, bahkan depresi karena kelewat terpaku dengan standar yang dibangun oleh mayoritas masyarakat.
Leonard Koren mengatakan bahwa wabi sabi mengingatkan kita untuk menghentikan kesenangan kita akan kesuksesan, kekayaan, status, kekuasaan, dan kemewahan dan menikmati hidup tanpa beban.
Filosofi wabi sabi Jepang bicara mengenai suatu penerimaan bahwa semuanya tak mesti sempurna.
Setiap manusia tetap menarik meski secara fisik memiliki sejumlah kekurangan, seperti tubuh gemuk atau kurus, badan terlalu pendek atau tinggi, berbagai warna kulit, et al.
Apa pun yang dimiliki saat ini adalah keindahan sehingga tak perlu mengubahnya menjadi standar tertentu hingga seragam dengan yang lain dan hilang sifat alaminya.
Wabi sabi juga mengajarkan penerimaan terhadap segala pemberian alam maupun takdir hidup dengan bahagia.
Wabi sabi menjelma bak ruang terbuka bagi setiap perhatian, pengampunan, dan penerimaan.
Berhenti menyesali kejadian pahit di masa lalu atau pun kekurangan lain kemudian menerimanya sebagai seni kehidupan adalah langkah yang tepat untuk menerapkan filosofi ini.
Menerima Ketidaksempurnaan Sebagai Bentuk Implementasi Filosofi Wabi Sabi Jepang
Menerima ketidaksempurnaan berarti tetap berupaya memperbaiki kualitas hidup ke arah yang lebih baik tanpa selalu terpaku pada kesempurnaan, alih-alih sekadar menerima kehidupan serba sulit dan muram dengan berserah diri.
Penulis dan Editor
-
Admin
-
Tri Lestari
Pelayanan Publik Sleman Tetap Berjalan Selama Libur Idulfitri 2025, Ini Daftarnya!
Puluhan Warga Bantul Keracunan Takjil Saat Buka Bersama, Dinkes Lakukan Investigasi
Rakyat Marah! Aliansi Jogja Memanggil Geruduk DPRD DIY, Tuntut RUU TNI Dibatalkan
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo Alihkan Dana Mobil Dinas untuk Gerobak Sampah
Dana BOS 2025 Gunungkidul Rp87,5 Miliar Dipastikan Aman, Sekolah Tak Perlu Khawatir
Bupati dan Wakil Bupati Sleman 2025-2030 Harda Kiswaya-Danang Maharsa Resmi Dilantik Presiden Prabowo
Uji Coba Direct Train Jakarta-Jogja: Persiapan Transportasi Nataru
Cuaca Ekstrem di Gunungkidul Sebabkan 9 Titik Longsor, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah
7 Jalur Alternatif di Gunungkidul Saat Puncak Liburan Nataru Agar Terhindar dari Kemacetan
Trans Jogja Dinilai Tidak Ramah bagi Penyandang Disabilitas
BUDAYA
Malam ini, Wayang Jogja Night Carnival 2024 Siap Memukau di HUT ke-268 Kota Yogyakarta
Pelatihan Bahasa Sastra Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Libatkan Teknologi Digital untuk Peningkatan Kualitas
GAYA HIDUP
Dana BOS 2025 Gunungkidul Rp87,5 Miliar Dipastikan Aman, Sekolah Tak Perlu Khawatir
7 Jalur Alternatif di Gunungkidul Saat Puncak Liburan Nataru Agar Terhindar dari Kemacetan
HARIANESIA
OLAHRAGA
PSS Sleman Siap Hadapi Liga 1 2024/2025 dengan Skuad Baru dan Ambisi Besar
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
PENDIDIKAN
ZODIAK
Sifat Weton Jumat Wage yang Dinaungi Lintang Magelut dan Laku Pandita
Informasi Lengkap Weton Kelahiran 8 Februari 2023: Mulai dari Karakter, Pekerjaan, dan Jodoh
VIDEO
Pelayanan Publik Sleman Tetap Berjalan Selama Libur Idulfitri 2025, Ini Daftarnya!
Puluhan Warga Bantul Keracunan Takjil Saat Buka Bersama, Dinkes Lakukan Investigasi
Rakyat Marah! Aliansi Jogja Memanggil Geruduk DPRD DIY, Tuntut RUU TNI Dibatalkan
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo Alihkan Dana Mobil Dinas untuk Gerobak Sampah
Dana BOS 2025 Gunungkidul Rp87,5 Miliar Dipastikan Aman, Sekolah Tak Perlu Khawatir
Bupati dan Wakil Bupati Sleman 2025-2030 Harda Kiswaya-Danang Maharsa Resmi Dilantik Presiden Prabowo
Uji Coba Direct Train Jakarta-Jogja: Persiapan Transportasi Nataru
Cuaca Ekstrem di Gunungkidul Sebabkan 9 Titik Longsor, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah
7 Jalur Alternatif di Gunungkidul Saat Puncak Liburan Nataru Agar Terhindar dari Kemacetan
Trans Jogja Dinilai Tidak Ramah bagi Penyandang Disabilitas