HARIANE JOGJA – Dinas Kesehatan Sleman mengungkapkan jumlah balita stunting di Sleman tahun ini ada sebanyak 2.208 anak.
Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan ditargetkan akan terus diturunkan hingga 0.
Penyebab balita mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan selain soal asupan gizi yang kurang, juga karena pola asuhan.
Pola asuh yang salah, menurut Dinkes Sleman, tidak hanya dilakukan oleh keluarga dengan tingkat perekonomian yang rendah.
Dilansir dari Hariane.com, Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama menyebutkan, di 2023 ini angka stunting di Kabupaten Sleman ada di 4,51 persen.
Tahun lalu, prevelensi stunting masih di angka 6,88 persen sehingga pemerintah setempat menggenjot gerakan-gerakan masif untuk mempercepat penurunan.
Angka tersebut didapat dari pemantauan dan pemeriksaan terhadap 48.957 balita di Sleman atau 80-90 persen dari populasi balita yang berjumlah 55.213.
Dari pemeriksaan itu ditemukan 2.208 balita yang masih mengalami stunting.
“Angka ini melebihi harapan, target kami di tahun 2023 sekitar enam (persen) kurang sedikit,” kata Cahya, Senin, 20 November 2023.
Stunting pada balita itu, katanya, sebarannya banyak banyak ditemukan di Kapanewon Pakem dan Seyegan.
Sesuai dengan target nasional untuk percepatan penurunan stunting, di 2024 mendatang pihaknya menargetkan dapat menurunkan lagi prevelensi stunting di Sleman.
“Mudah-mudahan tahun 2024 bisa turun satu digit lagi,” imbuhnya.
Kata Dinkes Sleman Soal Penyebab Stunting di Sleman
Cahya menerangkan, jenis asupan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada balita.
- 1
- 2
Editor
-
Dyah Ayu
Pelayanan Publik Sleman Tetap Berjalan Selama Libur Idulfitri 2025, Ini Daftarnya!
Puluhan Warga Bantul Keracunan Takjil Saat Buka Bersama, Dinkes Lakukan Investigasi
Rakyat Marah! Aliansi Jogja Memanggil Geruduk DPRD DIY, Tuntut RUU TNI Dibatalkan
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo Alihkan Dana Mobil Dinas untuk Gerobak Sampah
Dana BOS 2025 Gunungkidul Rp87,5 Miliar Dipastikan Aman, Sekolah Tak Perlu Khawatir
Bupati dan Wakil Bupati Sleman 2025-2030 Harda Kiswaya-Danang Maharsa Resmi Dilantik Presiden Prabowo
Uji Coba Direct Train Jakarta-Jogja: Persiapan Transportasi Nataru
Cuaca Ekstrem di Gunungkidul Sebabkan 9 Titik Longsor, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah
7 Jalur Alternatif di Gunungkidul Saat Puncak Liburan Nataru Agar Terhindar dari Kemacetan
Trans Jogja Dinilai Tidak Ramah bagi Penyandang Disabilitas
BUDAYA
Malam ini, Wayang Jogja Night Carnival 2024 Siap Memukau di HUT ke-268 Kota Yogyakarta
Pelatihan Bahasa Sastra Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Libatkan Teknologi Digital untuk Peningkatan Kualitas
GAYA HIDUP
Dana BOS 2025 Gunungkidul Rp87,5 Miliar Dipastikan Aman, Sekolah Tak Perlu Khawatir
7 Jalur Alternatif di Gunungkidul Saat Puncak Liburan Nataru Agar Terhindar dari Kemacetan
HARIANESIA
OLAHRAGA
PSS Sleman Siap Hadapi Liga 1 2024/2025 dengan Skuad Baru dan Ambisi Besar
GKR Hemas Ikut Nobar Indonesia Vs Iraq bersama Karang Taruna Kemantren Pakualaman di Alun-alun Sewandana
PENDIDIKAN
ZODIAK
Sifat Weton Jumat Wage yang Dinaungi Lintang Magelut dan Laku Pandita
Informasi Lengkap Weton Kelahiran 8 Februari 2023: Mulai dari Karakter, Pekerjaan, dan Jodoh
VIDEO
Pelayanan Publik Sleman Tetap Berjalan Selama Libur Idulfitri 2025, Ini Daftarnya!
Puluhan Warga Bantul Keracunan Takjil Saat Buka Bersama, Dinkes Lakukan Investigasi
Rakyat Marah! Aliansi Jogja Memanggil Geruduk DPRD DIY, Tuntut RUU TNI Dibatalkan
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo Alihkan Dana Mobil Dinas untuk Gerobak Sampah
Dana BOS 2025 Gunungkidul Rp87,5 Miliar Dipastikan Aman, Sekolah Tak Perlu Khawatir
Bupati dan Wakil Bupati Sleman 2025-2030 Harda Kiswaya-Danang Maharsa Resmi Dilantik Presiden Prabowo
Uji Coba Direct Train Jakarta-Jogja: Persiapan Transportasi Nataru
Cuaca Ekstrem di Gunungkidul Sebabkan 9 Titik Longsor, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah
7 Jalur Alternatif di Gunungkidul Saat Puncak Liburan Nataru Agar Terhindar dari Kemacetan
Trans Jogja Dinilai Tidak Ramah bagi Penyandang Disabilitas